PEMBINAAN MORAL

Pembinaan Moral

TIGA NASEHAT ROSULULLAH




Pada suatu saat Sahabat Ibnu Mas'ud berdialog dengan Rosulullah SAW. Kata Sahabat Ibnu Mas'ud : Aku telah bertanya kepada Rosulullah SAW. Wahai Rosulullah Amalan apkah yang menjadikan saya dicintai oleh Allah.Mendengar pertanyaan seperti itu Rosulullah langsung Bersabda: Qoola Rosulullahi Sholallahu 'alaihi wasalam Ashsholaatu 'alal waktiha Stumma 'ayyun Yaa Rosul Birrul Walidain Stumma ayyun Yaa Rosul Jihaadu Fii Sabiilillah.



Dari pertanyaan Sahabat Ibnu Mas'ud jawaban Rosulullah yang pertama adalah " Ashsholaatu 'alal Waktiha, artinya sholat yang dilakukan tepat pada waktunya.Para pembaca yang berbahagia Sholat merupakan Rukun Islam yang kedua karena rukun islam yang pertama  mengucapkan dua kalimat Sahadat. Setelah kita berikrar dengan mengucapkan dua kalimat sahadat maka kita sudah menjadai Umat Islam (Muslim) dan sudah punya kewajiban - kwajiban sebagai orang muslim, yaitu menjalan ibadah sesuai dengan syareat Islam secara kafah atau secara kongkrit. Sholat merupakan Rukun Islam yang kedua,  kita harus melaksanakan secara istiqomah dan yang tumakninah dan disempurnakan dengan berjama'ah serta sebaiknya ditambah dengan sholat - sholat sunah. 



Sholat menjadi tiangnya agama dan menjadi barometernya ditrima dan tidaknya amalan - amalan kita yanglainnya. Sebab Rosulullah juga Bersabda bahwa pertama kali amalibadah yang dihitung oleh Allah di hari kiamat nanti adalah sholat. Apabila sholat kita bagus dianggap baguslah seluruh amal kita dan apabila sholat kita jelek maka dianggap jeleklah seluruh amal ibadah yang lainnya. Jadi diterima dan tidaknya amal ibadah kita oleh Allah nanti di hari kiamat tergantung pada baik dan buruknya pelaksanaan sholat kita lima waktu yang menjadi kwajiban kita sebagai orang muslim.



Untuk itulah melalui media Blogger ini kita mengajak kepada seluruh umat Islam untuk meningkatkan kwalitas sholat kita agar sholat kita mampu membawa dampak yang positif bagi diri kita sendiri dan bagi lingkungan kita, karena Allah berfirman didalam Al- Qur'an bahwa sesungguhnya sholat itu bisa mencegah diri kita dari perbuatan yang keji dan yang mungkar (Q.S. Al- Ankabut ayat 45).



Yang kedua jawaban Rosulullah atas pertanyaan Sahabat Ibnu Mas'ud tersebut adalah Birrul Walidain, yaitu berbakti kepada kedua orang tua kita.Berbakti kepada kedua orang tua kita merupakan perintah yang kedua setelah kita barbakti kepada Allah dan Rosulnya. Setelah kita taat dan berbakti kepada Allah dan Rosulnya kita berkwajiban untuk berbakti dan taat serta menghormati kepada kedua orang tua kita sepanjang perintah kedua orang tua kita itu tidak melanggar syariat Allah dan Rosulnya. Kita tidak berbuat dholim dan berkata kasar kepada kedua orang tua kita, di dalam Al- Qur'an kita berkata " uf "atau ah saja kita tidak boleh apalagi kita membentak dan memaki kepadanya itu merupakan dosa besar yang akan mendapatkan adzab dan balak dari Allah SWT.



Terutama pada saat orang tua kita sudah lanjut usia dimana pada saat itu sifat orang tua kita kemabli seperti anak yang masih kecil, maka kita perlu sabar dan tawakkal kepada Allah dalam merawat dan mengasihi mereka karena itu merupakan gambaran kita pada saat kita masi kecil dimana kedua orang tua kita juga sabar dan sangat perhatian terhadap kita pada saat itu. Kalau kita mau merenungkan diri kita atau memikirkan secara mendalam bahwa sebasar apapun pengabdian dan ketaatan kita kepada kedua orang tua kita itu belum mampu mengimbangi atau menyerupai kasih sayang orang  tua kita yang selalu mengasuh, membimbing, menafkahi dan selalu menaruh perhatian kepada kita serta selalu mendoakan kepada kita setiap saat.



Berbakti kepada kedua orang tua kita merupakan kewajiban bagi kita sebagai orang muslim yang selalu mengharapkan rahmat dan Ridhonya Allah SWT., sebagaimana Sabda Rosulullah SAW. Ridhollahi fii Ridho Walidaini wa Sukhtullahi fi Skhtul Walidaini yang artinya : Keridhoan Allah itu tergantung pada keridhoan kedua orang tua kita dan murkanya Allah itu tergantung pula pada murkanya kedua orang tua kita.



Yang ketiga Jawaban Rosulullah adalah Jhadu fi Sabilillah, artinya berjuang di jalan Allah. Jihad fi Sabilillah ini jangan diartikan secara sempit yang selalu diartikan harus berperang melawan orang kafir.Pada saat setelah perang badar, perang yang paling besar dizaman Rosulullah dalam menegakkan syareat islam dimuka bumi ini karena melibatkan ribuan umat manusia. Tentara kafir ribuan jumlahnya dan tentara muslim hanya ratusan, disebutkan dalam Tarikhul Islam kurang labih hanya tiga ratus orang.tetapi perang tersebut dimenangkan oleh orang Islam karena orang Islam dibantu oleh para malaikat yang diperintah oleh AllahSWT.    



Kemudian setelah itu para Sahabat bertanya kepada Rosulullah yang artinya Ya Rosulullah apakah masih ada perang yang besarnya melebihi perang badar ini? Jawab Rosulullah  "Na'am", ya masih ada, perang apa ya Rasul, Jawab Rosulullah ' Jihaadunnafsi" perang melawan hawa nafsu kita masing- masing. Jihat melawan hawa nafsu kita merupakan hal yang sangat penting dan lebih besar dari pada kita berperang yang mengakibatkan rusaknya eko sistem, rusaknya sarana prasarana yang ada disekeliling kita sehingga menyusahkan masyarakat sekelilinya.



Untuk itulah marilah kita berjihat melawan hawa nafsu kita, mengarahkan nafsu kita dari nafsu amarah ke nafsu ramah dari nafsu serakah ke nafsukona'ah dari nafsu Supiah, Aluamah dan Amarah yang selalu mengajak kita kepada perbuatan - perbuatan dholim yang selalu mendholimi diri sendiri dan medholimi orang lain  ke nafsu Muthmainah yang senantiasa mengajak dan mengarahkan kita ke jalan Allah, selalu mengajak diri kita senantiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan - larangan Allah SWT. Semoga kita selalu dilingungi dan diridhoi oleh Allah Robbul 'izzati dan dijauhkan dari perbuatan- perbuatan yang keji, amin yaa Robal 'aalamin.  



Senin, 26 November 2012


JAGA LIMA SEBELUM DATANGNYA LIMA

Jaga lima sebelum datangnya lima :
Yang Pertama: Jaga sempat sebelum sempitmu, kesempatan yang ada pada diri kita ini mari kita gunakan untuk sebaik-baiknya. Tentunya kita gunakan untuk mencapai sesuatu yang diridhoi oleh Allah SWT agar kita dapat kebahagia di dunia dan di Akhirat. 

Kita harus menggunakan segala kesempatan yang ada padiri kita ini untuk meningkatkan amal ibadah kita kepada Allah SWT. melaksanakan kewajiban - kewajiban kita sebagai makhluq kepada Kholiqnya, sebagai hamba kepada Tuhannya dan menjahkan diri kita untuk tidak melaksanakan segala larangan- larangan Allah SWT.

Yang kedua : Jaga Muda sebelum Tuamu, untuk para pemuda yang masih banyak angan- angan dan cita -cita untuk mencapai sesuatu yang diinginkan untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat tentunya harus selalu menjaga   masa muda kalianuntuk tidak digunakan untuk melaksanakan hal- hal yang dilarang oleh Allah SWT.tetapi jagalah masa mudamu dengan melakukan hal-hal positif, dengan memperbanyak menuntut ilmu, baik ilmu Umum sebagai jembatan menuju kebahagiaan Dunia maupun ilmu Akhirat sebagai jembatanmu untuk meraih kebagiaan di Akhirat nanti.

Masa muda masa yang paling ideal untuk belajar untuk meningkatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta berusaha untuk meningkat keimananan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. IPTEK dan IMTAQ harus berjalan seimbang agar dalam melaksanakan aktivitas di dunia kita agar kita tidak terjerumus kepada perbuatan - perbuatan dosa yang akan mendatangkan siksa dari Allah Subhanahu wata 'ala.

Di dalam Dunia modern ini semua fasilitas menggunakan teknologi yang sangat canggih untuk mempercepat mencapai tujuan yang telah direncanakan. Akan tetapi Penggunaan teknologi yang canggih tersebut juga mempercepat kita untuk melkukan hal- hal kemaksiatan dan memperbanyak dosa apabila tidak diimbangi dengan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah yang kuat. Dengan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT yang kuat insya Allah kita akan selalu berbuat dan melaksanakan hal- hal yang selalu diridhoi oleh Allah SWT.

Yang ketiga : Jaga sehat sebelum sakitmu, Kesehatan yang ada pada diri kita mari kita syukuri bersama karena dengan sehat itu kita bisa melaksanakan segala sesuatu yang kita rencanakan.Berapa banyak orang yang tidak melaksakan segala sesuatu yang direncanakan karena kesehatannya terganggu bahkan berbaring sakit di Rumah Sakit bahkan menghabiskan biaya banyak untuk mencapai kesembuhan.

Untuk itulah melalui media Blog ini kita mengajak kepada para pembaca dan pengunjung Blog untuk selalu mensyukuri nikmat Allah yang berupa kesehatan ini untuk selalu digunakan kegiatan - kegiatan amal ibadah yang mendapatkan Ridho dan balasan pahala dari yang Maha Kuasa Allah Subhanahu wata'ala.

Yang keempat : Jaga Kaya sebelum Miskinmua, pada saat kita diberi kekayaan oleh Allah yang melimpah ruah kita harus menjaga kekayaan tersebut agar kekayaan yang kita meliki itu bisa menjadi jembatan kita menuju Surganya Allah SWT.Dengan kekayaan tersebut kita harus menjadi orang yang dermawan yang selalu membantu kepada masyarakat kita yang miskin dan kurang mampu.Sebab Allah memberikan harta kepada orang fakir dan miskin melalui orang - orang yang kaya yang selalu diberi kemurahan rizki oleh Allah SWT.. Tetapi Allah juga memberi perintah kepada orang yang kaya tersebut untuk mengeluarkan sebagian hartanya untuk kepentingan jihat di jalan Allah. (Wamimma Rozaqnaahum Yunfikum).

Orang kaya yang dermawan yang suka membantu kepada orangfakir dan miskin, anak yatim dan membantu orang yang tak mampu serta sering membantu kegiatan- kegiatan jihad di jalan Allah nanti di Akhirat akan masuk Surga terlebih dahulu sebelum para orang yang dibantu tersebut masuk surga.dan orang- orang yang diberi kekayaan yang melimpah ruah oleh Allah SWT. tetapi dia bakhil tidak mau beramal kepada siapapun maka rezekinya yang dimiliki itu akan menjadi setrika untuk menstrika badan dan tubuhnya nanti di Neraka, Naudzubillahimindzalik. 

Yang kelima : Jaga Hidup sebelum Matimu, Mumpung kita masih hidup di Dunia ini kita harus selalu berbuat kebaikan- kebaikan meningkatkan amal ibadah kita kepada Allah SWT. Hidup didunia ini ibaratnya diumpakan orang yang mampir Minum disuatu tempat selesai minum kita akan meneruskan perjalanan lagi. Begitu juga kehidupan kita di Dunia ini hanya sebentar, namun sangat menentukan baik dan buruknya kita nanti dalam hidup di Akhirat. Karena Dunia merupakan sawah ladang untuk mencapai kebahagiaan dunia dan kebahagiaan di Akhiran nanti. 

Karena itulah dalam kesempatan hidup ini kita harus selalu menjaga kehidupan kita dengan cara memperbanyak amal perbuatan yang baik harus selalu menjalankan perintah- perinta Allah dan harus selalu meninggalkan larangan - larangan Allah Subhanahu wata'ala agar dalam kehidupan kita selalu mendapat perlingan dan hidayah dari Allah SWT. 

Akhirnya semoga kita selalu diberi hidayah dari Allah SWT. agar selalu mampu  menjalankan perintah Allah dan diberi kekuatan untuk meninggalkan larangannya serta diberi kemampuan untuk bisa menjaga lima hal sebelum datangnya lima hal tersebut dengan baik dan selalu istiqomah dan tumakninah. amin yaa Robbal 'alamin.


SYAHADAT UCAPAN DAN SYAHADAT TINDAKAN

Kalimat syahadat diajarkan kepada kita sejak kecil sebnyak dua -tiga kali bahkan atau berkali-kali hingga kita hafal. Maknanyapun diajarkan entah berapa kali sehingga kita sedikit banyak kita memahami maksudnya. apakah setiap muslim sekarang ini melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh orang tua dan Guru - guru kita dimasa silam? Kenyataan sering kali menunjukkan bahwa jawaban yang tepat untuk pertanyaan diatas ialah "tidak", karena bukan tidak pada tempatnya jika ada saja orang yang mempertanyakan tentang nilai keislaman pada generasi muda kita saat ini. Betapa tidak? Kitapun yang hafal dan sudah memahami maksudnya masih juga kehilangan sustu yang sangat penting dari kedua Kalimat syahadat itu, sehingga seperti inilah keadaan kita.
Sesungguhnya masih ada satu hal selain menghafal dan memahami maksudnya, yang tertinggal adalah menjadikan apa yang dihafal dan diketahui  maksudnya itu sebagai pelita hati yang menyinari setiap langkah dan sikap kita. Perhatikanlah Kalimat syahadat yang kita ucapkan "Asyhadu an laailaaha illallah". Kalimat ini dimulai dari kalimat Asyhadi (Saya bersaksi). Ketia anda mengatakan "Saya" berarti anda menyadari bahwa anda mempunyai wujud pribadi yang berbeda dengan orang lain. Namun demikian, dalam saat yang sama anda menyadari pula bahwa ada pihak lain yeng bersama anda, yaitu yang mendengar atau yang kepadanya anda memperdengarkan kesaksian  itu.
Bagaimana kesadaran ini bisa diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku? Apakah guru di Sekolah, Ayah dan Ibu di rumah pernah mengantarkan kita untuk menyadarinya? Ini satu hal yang ketinggalan. Kesaksian itu dimulai dengan pengingkaran Laa Illah (Tidak ada Tuhan), kemudian disusul dengan penetapa Illaa Allah (Kecuali Allah). Pencari kebenaran akan menemui kebenaran itu jika ia menyingkirkan terlebih dahulu segala  acam ide, teori dan data yang tidak benar dalam benahnya, persis seperti yang dilakukan oleh pengucap syahadat tersebut.Apakah cara-cara tersebut diterapkan dalam kehidupan kita?
 Apakah cara seperti ini termasuk juga yang ketinggalan dalam pendidikan kita? Mengucapkan Kalimat syahadat bagaikan meruntuhkan segala kebatilan, namun setelah itu dia tidak tinggal diam. Ia mengukukuhkan suatu kebenaran, duri-duri yang mengelilingi sekuntum bungan disingkirkannya dan yang tertinggal adalah keindahan dan semerbaknya. Kegelisahan, kecemasan dan ketergantungan kepada yang batil semuanya sirna, dan yang tinggal berbekas adalah ketenangan, kedamaian dan kesejahteraan. Tolak ukur menghadapi segala sesuatu akan sama, baik di Rumah maupun di Kantor, baik terhadap atasan maupun bawahan. baik terhadap si Kaya maupun si Miskin.
Ada tujuh sifat Allah yang kita persaksikan keesaan-Nya yang dinamai Shifaat Ijaabiyah, yaitu :Kodrat (kekuasaan), Irodat (Kehendak), Ilmun ( Pengetahuan), Hayyan (Hidup), Samiiun (Pendengaran), Bashiirun (Penglihatan) dan Kalam ( Firman). Ketujuh sifat ini juga merupakan kesempurnaan manusia , bila ketujuhnya menyatu dengan baik dalam diri seseorang, walaupun harus digaris bawahi bahwa yang sempurna dan mutlak sifatnya dan  yang maha segala-galanya  hanyalah Allah SWT. semata.Kekeliruan, bahkan sebab segala akibat negatif yang diderita manusia selama ini adalah karena kepincangan sifat-sifat tersebut dalam diri kita selama ini.

Kita memiliki kehendak tetapi keinginan dan kehendak kita tidak disesuaikan dengan kemampuan kita. Kita dapat berbicara, tetapi pembicaraan kita tidak didukung oleh pengetahuan, kita mendengar, melihat tetapi hanya setengah-setengah sehingga hidup dan kehidupan kitapun demikian. Benar bukan, salahpun  bukan sehingga keimanannya pun setengah- setengah, bahkan kadang- kadang juga mengalami bimbang dan ragu terhadap apa yang di imaninya. Itu karena ada yang ketinggalan dal rangkaian Syahadat yang kita ucapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar